Anda Telah Memasuki Kawasan SFR

Kita menjadi orang BUKAN PAHLAWAN melainkan SUPERMAN IS DEAD, dan orang-orang berkata kalau kita PUNK HARI INI tapi se-umur hidup kami tidak pernah VODKABILLY, dan akan mengatakan GOODBYE WHISKEY.
JIKA KAMI BERSAMA dan HANYA HARI INI ber-CERITA SEMALAM hingga kami ingin PULANG, maka KITA VS MEREKA menjadi MUSUH SAHABAT yang akan MENGINJAK NERAKA.
LUKA INDONESIA kita hapus dengan KUAT KITA BERSINAR, kita harus BANGKIT dan PERCAYA bahwa ROCK N' ROLL BAND yang meski WE ARE THE OUTSIDER dan kami ingin bahagia dengan kahadiran LADY ROSE yang kami miliki.


Kamis, 31 Mei 2012

2016, Tidak Perlu Bawa Dompet

Layanan pembayaran online, PayPal merilis aplikasi pembayaran online InStore. Pembeli bisa belanja barang di toko kurang dari 30 detik.

Penjaga toko akan membawa pemindai barcode untuk menandai barang yang akan masuk dalam kantong belanja. Toko akan menggunakan aplikasi PayPal untuk memasukkan sandi. Proses ini akan menghasilkan barcode unik pada layar ponsel. Nota pembelian langsung dikirim ke email pembeli. 

Metode belanja baru ini mulai bisa digunakan di 230 cabang toko fesyen ternama Oasis, Warehouse, Coast, dan Karen Millen pada Kamis 31 Mei 2012. Toko yang bisa menerima cara ini akan diperbanyak dalam pengembangannya.

Menurut PayPal dalam pernyataan yang dilansir dari Daily Mail, "Anda tidak perlu membawa dompet pada 2016."

Aplikasi InStore memberikan jaminan keamanan transaksi. Tidak ada data personal dan finansial disimpan dalam ponsel. Aplikasi ini juga dikunci dengan PIN. Jika ponsel dicuri, maka maling tidak akan bisa menguras kantong virtual Anda. 

Apabila belanjaan Anda mengalami masalah, Anda bisa meminta refund. Barcode yang tersimpan di ponsel bisa dibawa ke toko untuk pengembalian.

"Hari ini menandai revolusi cara belanja kita," ujar Direktur Manajemen PayPal Inggris, Cameron McLean.

"Kami membuat cara yang simpel dan aman menggunakan ponsel untuk membayar di toko favorit Anda," imbuhnya.

PayPal sudah menanamkan investasi untuk pengembangan teknologi nirkontak ini. Bahkan, Anda tidak perlu menggesek kartu. (eh)

Selasa, 29 Mei 2012

Kisah Tragis Seorang Mantan Petinju Dunia

Semasa hidup, Tapia sedikitnya empat kali mengalami kondisi nyaris tewas karena kokain.


Johnny Tapia (kanan) (trendmixer.com)
BERITA TERKAIT

Mantan juara dunia tinju lima kali, Johnny Tapia ditemukan tewas di rumahnya yang berada di Albuquerque, New Meksiko, Minggu lalu. Juru bicara kepolisian setempat, Robert Gibbs memaparkan pihaknya belum mengetahui penyebab kematian mantan petinju yang tutup usia pada 45 tahun itu. Proses otopsi tapia akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Sepanjang kariernya, Tapia berhasil memenangkan lima kejuaraan di tiga kelas berbeda. Ia merebut gelar di kelas bantam WBA, IBF dan WBO, kelas bantam junior dan kelas bulu IBF. Sepanjang karirnya, Tapia mencatat rekor 59 kali menang, 5 kalah dan 2 kali seri.

Siapa nyana, meski karier tinjunya sukses, Tapia menyimpan pengalaman masa kecil yang sangat kelam dan membekas di pikirannya. Semua pengalaman masa kecilnya dituangkan dalam buku otobiografi yang berjudul, "Mi Vida Loca," (Hidup Gila Saya) yang diterbitkan 2010 lalu.

Di buku tersebut, Tapia menceritakan bagaimana hidupnya penuh tragedi. Apalagi, ia harus menjadi yatim piatu sejak berusia 8 tahun.
Seperti dilansir Guardian, dia ditinggalkan ayahnya yang wafat saat belum lahir. Di usia 8 tahun, ia menyaksikan ibunya diperkosa dan dirantai di mobil kemudian dibunuh dengan 26 kali tusukan obeng.

Pengalaman pahit inilah yang dipercaya membuat Tapia kerap terlibat dalam berbagai tindak kriminal. Sepanjang hidupnya, Tapia terlibat kasus penyalahgunaan narkoba jenis kokain, kecanduan alkohol, depresi dan kasus pelanggaran hukum. Di awal 1990-an, Tapia pernah dilarang bertinju selama 3,5 tahun karena kecanduan kokain.

Pada 2007, ia juga dirawat di rumah sakit setelah mengalami overdosis kokain. Di saat bersamaan, dua saudaranya tewas dalam kecelakaan lalu lintas usai membesuknya. Peristiwa naas ini semakin menambah suram kehidupan Tapia yang diliputi rasa bersalah.

Kematian bukanlah hal yang asing bagi Tapia. Semasa hidup, dia sedikitnya empat kali mengalami kondisi nyaris tewas karena kokain. Salah satu diantaranya, saat dia mengonsumsi berlebihan narkoba di malam pengantinnya. Beruntung, tidak lama berselang istrinya menemukannya dan segera memulihkannya. (one)