Anda Telah Memasuki Kawasan SFR

Kita menjadi orang BUKAN PAHLAWAN melainkan SUPERMAN IS DEAD, dan orang-orang berkata kalau kita PUNK HARI INI tapi se-umur hidup kami tidak pernah VODKABILLY, dan akan mengatakan GOODBYE WHISKEY.
JIKA KAMI BERSAMA dan HANYA HARI INI ber-CERITA SEMALAM hingga kami ingin PULANG, maka KITA VS MEREKA menjadi MUSUH SAHABAT yang akan MENGINJAK NERAKA.
LUKA INDONESIA kita hapus dengan KUAT KITA BERSINAR, kita harus BANGKIT dan PERCAYA bahwa ROCK N' ROLL BAND yang meski WE ARE THE OUTSIDER dan kami ingin bahagia dengan kahadiran LADY ROSE yang kami miliki.


Selasa, 29 Mei 2012

Kisah Tragis Seorang Mantan Petinju Dunia

Semasa hidup, Tapia sedikitnya empat kali mengalami kondisi nyaris tewas karena kokain.


Johnny Tapia (kanan) (trendmixer.com)
BERITA TERKAIT

Mantan juara dunia tinju lima kali, Johnny Tapia ditemukan tewas di rumahnya yang berada di Albuquerque, New Meksiko, Minggu lalu. Juru bicara kepolisian setempat, Robert Gibbs memaparkan pihaknya belum mengetahui penyebab kematian mantan petinju yang tutup usia pada 45 tahun itu. Proses otopsi tapia akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Sepanjang kariernya, Tapia berhasil memenangkan lima kejuaraan di tiga kelas berbeda. Ia merebut gelar di kelas bantam WBA, IBF dan WBO, kelas bantam junior dan kelas bulu IBF. Sepanjang karirnya, Tapia mencatat rekor 59 kali menang, 5 kalah dan 2 kali seri.

Siapa nyana, meski karier tinjunya sukses, Tapia menyimpan pengalaman masa kecil yang sangat kelam dan membekas di pikirannya. Semua pengalaman masa kecilnya dituangkan dalam buku otobiografi yang berjudul, "Mi Vida Loca," (Hidup Gila Saya) yang diterbitkan 2010 lalu.

Di buku tersebut, Tapia menceritakan bagaimana hidupnya penuh tragedi. Apalagi, ia harus menjadi yatim piatu sejak berusia 8 tahun.
Seperti dilansir Guardian, dia ditinggalkan ayahnya yang wafat saat belum lahir. Di usia 8 tahun, ia menyaksikan ibunya diperkosa dan dirantai di mobil kemudian dibunuh dengan 26 kali tusukan obeng.

Pengalaman pahit inilah yang dipercaya membuat Tapia kerap terlibat dalam berbagai tindak kriminal. Sepanjang hidupnya, Tapia terlibat kasus penyalahgunaan narkoba jenis kokain, kecanduan alkohol, depresi dan kasus pelanggaran hukum. Di awal 1990-an, Tapia pernah dilarang bertinju selama 3,5 tahun karena kecanduan kokain.

Pada 2007, ia juga dirawat di rumah sakit setelah mengalami overdosis kokain. Di saat bersamaan, dua saudaranya tewas dalam kecelakaan lalu lintas usai membesuknya. Peristiwa naas ini semakin menambah suram kehidupan Tapia yang diliputi rasa bersalah.

Kematian bukanlah hal yang asing bagi Tapia. Semasa hidup, dia sedikitnya empat kali mengalami kondisi nyaris tewas karena kokain. Salah satu diantaranya, saat dia mengonsumsi berlebihan narkoba di malam pengantinnya. Beruntung, tidak lama berselang istrinya menemukannya dan segera memulihkannya. (one)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar